Batu Pos – Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) mengutuk serangan Israel terhadap tenda-tenda pengungsi di halaman Rumah Sakit Syuhada Al Aqsa di Jalur Gaza pada Minggu, yang dianggap sebagai tragedi yang “mengguncang dunia.”
Pada hari Senin, melalui akun media sosial X, UNICEF menyampaikan keprihatinan tentang “laporan mengerikan mengenai anak-anak yang terbunuh, terbakar, dan keluarga yang diusir dari tenda-tenda yang dibombardir di Gaza.” Organisasi tersebut menekankan, “Hal ini mengguncang dunia hingga ke dasarnya.”
Serangan udara yang dilancarkan oleh Israel di kawasan Gaza tengah itu menyebabkan sedikitnya empat orang tewas dan 40 lainnya terluka, sementara belasan tenda pengungsi Palestina terbakar akibat ledakan tersebut. Tim medis yang berada di lokasi berupaya mengevakuasi sejumlah korban luka, termasuk wanita dan anak-anak, yang mengalami luka bakar serius akibat serangan yang memicu ledakan hebat.
“Serangan terhadap kamp pengungsi di Deir al-Balah dan Rumah Sakit Al Aqsa, yang dilaporkan menewaskan 15 anak, kembali membuktikan bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza,” ujar UNICEF. Mereka menambahkan, “Kekerasan yang memalukan seperti itu terhadap anak-anak harus dihentikan sekarang juga.”
Sejak terjadinya agresi militer Israel pada 7 Oktober 2023, hampir 42.400 warga Gaza—kebanyakan wanita dan anak-anak—telah kehilangan nyawa mereka, dan hampir 100.000 lainnya mengalami luka-luka. Situasi ini semakin berpotensi memicu konflik yang lebih luas di kawasan tersebut.
Akibat agresi ini, hampir seluruh penduduk Gaza mengalami kelangkaan pangan, air bersih, dan obat-obatan yang sangat parah, yang diakibatkan oleh blokade Israel terhadap wilayah kantong Palestina tersebut. Rumah sakit, sekolah, dan tempat ibadah—yang dilindungi oleh hukum perang—juga tidak luput dari serangan, menunjukkan adanya dugaan kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel.
Meskipun telah mendapatkan tekanan dari masyarakat internasional melalui resolusi Dewan Keamanan PBB dan keputusan Mahkamah Internasional mengenai kejahatan genosida, Israel tetap melanjutkan agresinya di Jalur Gaza. Situasi ini semakin memperburuk kondisi kemanusiaan di kawasan tersebut, dengan banyak laporan tentang pelanggaran hak asasi manusia yang terus berlangsung.
UNICEF dan organisasi internasional lainnya mendesak agar tindakan kekerasan ini segera dihentikan, dan menyerukan perlindungan yang lebih baik untuk anak-anak dan warga sipil lainnya yang terjebak dalam konflik. Kecaman dan tindakan tegas dari masyarakat internasional diharapkan dapat membawa perubahan dan mengakhiri siklus kekerasan yang menyengsarakan banyak orang, terutama yang paling rentan, yaitu anak-anak.