Pakar UGM Soroti Pentingnya Data Eksplorasi untuk Optimalkan Energi Geothermal di Indonesia

pemanfaatan energi geothermal di Indonesia

Batu Pos – Pakar energi geothermal dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Pri Utami, menekankan pentingnya peningkatan kualitas data eksplorasi potensi panas bumi agar pemanfaatan energi rendah karbon ini dapat dioptimalkan. Dalam pernyataannya di Yogyakarta pada Sabtu, Pri Utami menyebutkan bahwa peningkatan data eksplorasi sangat penting karena potensi energi geothermal yang ada di Indonesia tidak banyak terlihat di permukaan.

“Ada dua hal mendasar yang perlu dilakukan, yaitu meningkatkan kualitas data eksplorasi dan memperluas pemahaman masyarakat tentang potensi ini,” ujarnya. Pri Utami mengungkapkan bahwa minimnya pemanfaatan energi geothermal di Indonesia saat ini disebabkan oleh kurangnya data yang akurat mengenai potensi-potensi energi panas bumi yang tersedia. Hingga saat ini, pemanfaatan energi panas bumi di Tanah Air baru mencapai sekitar 11 persen dari total potensi yang ada.

Meskipun demikian, Pri menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi energi geothermal yang sangat besar, mencapai 40 persen dari total potensi dunia, yakni sekitar 23.965,5 Mega Watt (MW). Potensi energi tersebut tersebar di berbagai pulau, seperti Sumatera, Jawa, Bali, dan Sulawesi, yang memiliki peluang untuk mencukupi kebutuhan energi nasional sekaligus menurunkan emisi karbon yang dihasilkan dari pembangkit energi fosil.

Dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya, energi geothermal memiliki emisi karbon dioksida, sulfur dioksida, nitrogen oksida, dan partikel padat yang jauh lebih rendah. Keberlanjutan energi panas bumi juga menjadi salah satu keunggulan utama, di mana panas yang ada di permukaan dapat dibawa oleh air hujan dan mengikuti siklus hidrologi, sehingga energi panas ini dapat kembali ke dalam bumi secara alami. Selain itu, proses penginjeksian fluida yang telah diekstraksi akan kembali ke reservoir panas bumi, menjaga keseimbangan panas dan massa dalam sistem.

Pri Utami juga menegaskan bahwa pemanfaatan energi panas bumi perlu diiringi dengan peningkatan pemahaman masyarakat mengenai potensi yang dimiliki. Keterlibatan masyarakat dalam aktivitas ekonomi yang berbasis pada energi panas bumi sangat penting, di mana sinergi antara sektor geothermal dengan sektor lain seperti pertanian dan pariwisata dapat dioptimalkan.

Di sisi lain, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah merencanakan pembangunan tiga Pembangkit Listrik Tenaga Panas (PLTP) yang akan menghasilkan total daya listrik sebesar 90 Mega Watt (MW) hingga akhir tahun ini. Proyek ini diharapkan dapat berkontribusi dalam mencapai target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada tahun 2025.

Dengan adanya langkah-langkah strategis ini, diharapkan pemanfaatan energi geothermal di Indonesia dapat meningkat secara signifikan, memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap kebutuhan energi nasional dan penurunan emisi karbon. Hal ini tentunya sejalan dengan komitmen Indonesia untuk beralih ke energi yang lebih ramah lingkungan.

Recommended For You

About the Author: admin 2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *