Batu Pos – Rizal Azis, seorang dosen Program Studi Teknik Biomedik di Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI), baru-baru ini meraih hak paten di Inggris untuk penemuan inovatifnya mengenai media kultur sel punca Xeno-Free, yang tidak mengandung komponen hewani. Inovasi ini, yang dikembangkan bersama Profesor Nick Hannan dari University of Nottingham sejak tahun 2020, diharapkan dapat merevolusi penelitian dan terapi sel punca di seluruh dunia, terutama dalam aplikasi klinis.
Rizal mengungkapkan bahwa formula yang dipatenkan ini memungkinkan produksi berbagai jenis sel, termasuk sel imun seperti makrofag dan sel dendritik, serta sel endotelial, fibroblast, dan sel jantung, paru-paru, dan hati, dengan hanya menggunakan satu jenis media. Proses pengembangan inovasi ini dilakukan selama Rizal menjalani pendidikan doktoralnya di University of Nottingham, Inggris, dari Oktober 2020 hingga Agustus 2024.
Salah satu keunggulan utama dari media kultur sel punca Xeno-Free ini adalah sifatnya yang bebas dari komponen hewani, yang secara signifikan mengurangi risiko kontaminasi dan memberikan standar keamanan yang lebih tinggi dalam penerapan klinis. Rizal menjelaskan, “Saat ini, pengobatan yang menggunakan media berbasis hewan rentan terhadap kontaminasi. Media baru kami menjamin keamanan, konsistensi, dan efisiensi yang lebih tinggi, yang sangat penting untuk aplikasi klinis.”
Profesor Hannan menambahkan bahwa paten ini merupakan langkah besar untuk memastikan terapi sel punca menjadi lebih aman dan dapat diandalkan, khususnya dalam aplikasi klinis berskala besar. Terapi sel punca sering dibatasi oleh tingginya biaya dan risiko yang terkait dengan penggunaan media kultur berbasis hewan. Inovasi Xeno-Free yang dikembangkan Rizal berupaya menghilangkan risiko tersebut, sehingga membuat terapi menjadi lebih aman dan terjangkau.
Teknologi sel punca Xeno-Free menawarkan berbagai manfaat, termasuk bebas dari komponen hewani yang mengurangi risiko kontaminasi patogen, serta menggunakan komposisi yang terdefinisi dengan baik untuk memberikan hasil pengobatan yang konsisten. Selain itu, teknologi ini dapat digunakan untuk berbagai jenis sel, mulai dari sel hati hingga sel jantung, dalam berbagai aplikasi medis dan dapat diproduksi dalam skala besar dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan produk sejenis. Hal ini memungkinkan terapi sel punca menjadi lebih mudah diakses oleh pasien.
Rizal juga berhasil mengembangkan sel punca terinduksi yang spesifik untuk Indonesia, disebut sel RI (Republic of Indonesia). Sel ini dirancang untuk pengobatan yang disesuaikan dengan pasien Indonesia, sehingga meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam mengobati gangguan genetik.
Menanggapi pencapaian ini, Dekan Fakultas Teknik UI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU, menyatakan bahwa keberhasilan Rizal dalam memperoleh paten internasional ini menunjukkan dedikasi dan kualitas penelitian yang dihasilkan oleh sivitas akademika FTUI. Inovasi ini tidak hanya memberikan kontribusi besar bagi kesehatan global, tetapi juga mengangkat nama Indonesia di kancah ilmiah internasional.
Dekan FTUI juga menambahkan bahwa pencapaian ini menegaskan pentingnya kolaborasi lintas disiplin, negara, dan bidang dalam menciptakan solusi kesehatan yang efisien dan terjangkau. Dengan teknologi yang lebih aman dan mudah diproduksi, diharapkan terapi berbasis sel punca dapat diakses oleh lebih banyak orang di Indonesia, meningkatkan kapasitas riset dalam negeri.
Inovasi ini juga menarik perhatian dari tujuh perusahaan bioteknologi internasional dari Inggris, Kanada, dan Jerman yang tertarik untuk memproduksi teknologi ini secara global. Keberhasilan teknologi Xeno-Free ini menempatkan Indonesia sebagai pemain kunci dalam bidang pengobatan regeneratif yang berkembang pesat, dan pencapaian Rizal menjadi prestasi monumental bagi komunitas ilmiah dan medis, membuka jalan bagi penerapan terapi sel punca skala besar yang lebih efektif di seluruh dunia.