![Ancaman Serangan Udara: Israel Mendesak Warga Beirut Mengungsi dari Kawasan Kubu Hizbullah](https://batupos.com/wp-content/uploads/2024/10/Israel-hancurkan-kawasan-bersejarah-di-Lebanon-Selatan-696x395-1.jpg)
Batu Pos – Tentara Israel kembali melakukan tindakan intimidasi terhadap warga di Beirut dengan mendesak mereka untuk segera mengungsi dari empat gedung di tiga kawasan pinggiran selatan pada Selasa, 22 Oktober 2024. Ancaman ini disampaikan melalui akun media sosial X oleh juru bicara tentara, Avichai Adraee, yang mencantumkan peta yang menunjukkan lokasi-lokasi gedung di lingkungan Haret Hreik, Laylaki, dan Borj El Brajneh.
Dalam pernyataannya, Adraee menuduh bahwa warga yang tinggal di area tersebut berdekatan dengan fasilitas dan kepentingan milik kelompok Hizbullah. Ia mengintimidasi bahwa Israel akan mengambil tindakan militer terhadap para pejuang Hizbullah dalam waktu dekat. Seruan untuk mengosongkan bangunan tersebut juga diiringi dengan perintah untuk menjauh sejauh 500 meter dari lokasi yang dianggap strategis oleh Israel.
Haret Hreik, yang terletak di pinggiran selatan Beirut, dikenal sebagai kubu kuat Hizbullah. Dengan luas wilayah 1,82 kilometer persegi (0,70 mil persegi) dan berjarak sekitar 5 kilometer dari pusat kota Beirut, daerah ini merupakan salah satu kawasan paling padat penduduk di Lebanon. Selain itu, Haret Hreik juga menjadi pusat kekuatan politik kelompok tersebut, dengan berbagai fasilitas seperti kantor keamanan, pusat komando, dan kantor parlemen yang terletak di sana.
Serangan udara oleh Israel di Lebanon telah meningkat sejak bulan lalu, di mana mereka mengklaim menargetkan fasilitas milik Hizbullah. Tindakan ini merupakan bagian dari eskalasi konflik yang lebih luas antara Israel dan kelompok Lebanon itu, yang dimulai setelah serangan brutal Israel di Jalur Gaza. Menurut laporan dari otoritas kesehatan Lebanon, dampak serangan ini cukup mengerikan, dengan setidaknya 2.546 orang tewas dan lebih dari 11.860 lainnya terluka sejak awal Oktober.
Israel juga telah memperluas skala konflik dengan meluncurkan serangan darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober. Langkah ini menunjukkan intensitas yang meningkat dalam operasi militer Israel, seiring dengan berlanjutnya ketegangan di wilayah tersebut. Kondisi ini menambah beban kemanusiaan yang sudah parah di Lebanon, di tengah konflik yang berkepanjangan dan berpotensi memperburuk situasi yang sudah sangat sulit bagi masyarakat sipil.
Di tengah ancaman dan ketidakpastian ini, banyak warga sipil yang merasa terjebak dan tidak memiliki pilihan untuk melarikan diri. Evakuasi yang dipaksakan ini menambah ketidakstabilan di kawasan yang sudah rawan konflik. Sementara itu, Hizbullah terus berupaya mempertahankan posisinya, menjadikannya sebagai tantangan bagi keamanan regional.
Dengan adanya ancaman baru ini, kekhawatiran tentang dampak kemanusiaan yang lebih luas menjadi semakin nyata. Komunitas internasional diharapkan dapat berperan aktif dalam mencari solusi untuk menghentikan kekerasan dan melindungi warga sipil yang menjadi korban dari konflik yang berkepanjangan ini. Sebagai langkah untuk meredakan ketegangan, penting bagi semua pihak untuk terlibat dalam dialog dan menemukan jalan keluar yang damai.